Re-Post Mie Ongklok Khas Wonosobo

Pertama kali saya mendengar nama mie ongklok dari tulisan mbak Nur L. Indah via grup WhatsApp IRo-Website Premium di hari Senin tanggal 8 Juli 2024, saya sungguh penasaran. Nama itu sangat unik dan pertama kali dalam hidup saya mendengar nama demikian membuat saya meminang tulisan mbak Indah untuk saya re-post di sini. Saya sangat suka re-post sesuatu yang terdengar unik karena menggelitik otak saya untuk berpikir sekaligus menambah wawasan untuk Pembaca yang berada di daerah lain. Saya segera menelusuri tentang mie ongklok dan menghubungi mbak Indah secara pribadi untuk mohon izin re-post tulisan mie ongklok ke sini. Alhamdulillah, izin turun namun terlambat saya re-post karena berbagai kesibukan dadakan. Sekarang mari kita membaca kutipan keindahan cerita mbak Indah tentang mie ongklok.

Tanggal 7 Juli 2024, Mbak Indah, suami dan putrinya bernama Ara melakukan perjalanan dengan tujuan silaturahmi ke rumah Bapak Ali Murtadlo, teman suami mbak Indah yang bertinggal di daerah Sumberan, Wonosobo, Jawa Tengah. Mereka berangkat menaik motor saat jam menunjukkan waktu 10.25 WIB. Mbak Indah menulis: udara sejuk semakin terasa saat memasuki area dataran tinggi, di sebelah kanan kiri tampak gunung Sindoro Sumbing yang tinggi menjulang, hamparan hijau dari kebun teh, bak permadani yang memanjakan mata. Ketika sampai di daerah Kledung, hujan mulai turun cukup deras, kami pun menepikan motor untuk menggunakan mantol (jas hujan). Akhirnya, kami sampai di salah satu rumah makan terkenal khas Wonosobo, yaitu mi ongklok. Kami menikmati makanan hangat di tengah hujan yang masih mengguyur, diantara riuhnya pembeli yang sangat membludak. Warung ini buka mulai pukul 09.30 hingga pukul 20.00 wib, namun jika sangat ramai, setelah Ashar pun kadang sudah tutup karena habis.

Mie Ongklok (Nur L. Indah, 7 Juli 2024)

Saya melihat gambar mie ongklok yang diunggah oleh mbak Indah. Ternyata ciri khasnya terdapat kuah kental spesial dan potongan tahu goreng di dalam mangkok. Di dalam pikiran saya, sekilas penampilan semangkok mie ongklok dalam foto mbak Indah mirip sajian tahu campur yang di jual di Makassar karena terdapat kuah kental berwarna gelap. Terkait dengan eksistensi mie ongklok, Jaraksari yang menjadi tujuan keluarga mbak Indah dan Pak Ali Murtadlo merupakan daerah sentra makanan mie ongklok khas Wonosobo. Terdapat kurang lebih sekitar 100 pedagang mi ongklok berada di daerah itu. Ternyata mbak Indah juga menikmati varian mie ongklok dimakan dengan sate sapi bumbu kacang.

Sangat luar biasa perjalanan mbak Indah dan keluarga bersilaturahmi ke Wonosobo dan icip-icip mie ongklok. Kalimat terakhir tulisan mbak Indah mengajak menikmati mie ongklok khas Wonosobo membuat saya tersenyum riang. Insya Allah mbak Indah, dengan seizin Allah Subhana Wa Ta’ala saya akan berkunjung ke Wonosobo dan menikmati mie ongklok bersamamu. Bukankah untaian kata adalah doa dan kita harus berikhtiyar untuk mencapainya? Semoga suatu waktu keinginan itu terwujud dan kita berjumpa di alam nyata (srn).

Sumber: Nur L. Indah (IRo-Society Temanggung)

6 Comments

  1. Terima kasih Bu Doktor, semoga kita dapat menikmati mi ongklok di sentranya langsung, Jaraksari, Wonosobo, Jawa Tengah..see you..

  2. Bismillah, esok hari dapat merasakan mie ongklok di Wonosobo bersama Mbak Indah juga.
    hihihi

    Terima kasih Bnda Dutchies

  3. Aamiin. Semoga kelak kita dapat bertemu di alam nyata bersilahturahmi sambil menikmati hidangan dari berbagai menu Nusantara tempat sahabat kita bertinggal di daerah masing-masing. Salam hangat dari Kota Balikpapan Bu Sri Aminah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *