Pak Saleh merasa sangat gembira hari ini, wajahnya sumringah dengan senyum tersungging di bibirnya. Dia dan warga lainnya diundang oleh seorang pengusaha yang menyelenggarakan buka puasa bersama di satu-satunya masjid di kampung tersebut. Pak Saleh sengaja menyimpan bungkusan plastik kecil berisi tiga butir kurma https://easy-peasy.ai/ai-image-generator/images/ripe-date-fruit-palm-tree di dalam sakunya yang sengaja tidak dimakan saat berbuka puasa. Kata panitia yang membagikan takjil, kurma itu adalah barang mahal yang dibagikan oleh pengusaha empunya hajat buka puasa. Ternyata tiga butir kurma dalam genggaman Pak Saleh adalah kurma Ajwa yang biasa dimakan oleh Rasulullah SAW. Pak Saleh ingin segera membagikan berkah itu untuk keluarganya. Setelah salat Magrib dan makan malam, dia segera pulang ke rumahnya
Saat tiba di rumah, istri dan semua anaknya berada di meja makan. Mereka telah usai berbuka puasa dengan menikmati masakan sederhana yang terhidang di meja. Pak Saleh memberitahu istrinya tentang kurma Ajwa yang dibawanya.
“Aku mau coba kurma itu Pak,” istrinya menyahut lantang dan sangat antusias melihat tiga butir kurma yang berada di tangan Pak Saleh.
“Aku juga Pak…”
“Mana bagianku Pak, aku juga mau merasakan kurma Nabi,” suara anaknya bersahut-sahutan. Pak Saleh menjadi bingung bagaimana membagi kurma Ajwa itu secara adil kepada keluarganya. Di tangannya hanya terdapat tiga butir kurma yang pasti tidak mengenyangkan siapapun yang memakannya. Pak Saleh mengambil kursi dan duduk di samping istrinya
“Budi… ambilkan botol air minum yang ukuran seliter di dapur.”
Anak sulungnya segera ke dapur mengambil sebuah botol plastik berisi air minum. Perlahan Pak Saleh memasukkan tiga biji kurma itu ke dalam botol berisi air.
“Sekarang kalian tidur dulu, saat sahur kita nikmati sama-sama air buah kurma ini.”
“Kenapa kurmanya direndam di dalam air? Apakah tidak rusak?”
“Ini namanya infused water yang akan melarutkan nutrisi yang ada di dalam buah kurma. Kita semua mendapatkan manfaat buah kurma Nabi ini secara adil dan merata dibandingkan dengan memakannya secara langsung.”
Kalimat itu adalah kiasan dari Pak Saleh yang menggambarkan bahwa kurma Nabi itu tidak cukup dibagi merata untuk istri dan anak-anaknya sehingga harus dicarikan solusi kreatif.
“Ada-ada saja akalmu Pak,” Bu Saleh tersenyum simpul melihat suaminya membuat infused water dari buah kurma yang dibawanya.
“Kita orang miskin Bu. Sebagai orang tua, kita harus berlaku seadil-adilnya pada anak-anak. Setelah meminum air rendamannya, kurma itu dapat dibagi untuk dikomsumsi secara merata. Semoga besok ada lagi jatah kurma dari undangan buka puasa. Ayo kita tidur dulu.”
Pasutri itu meninggalkan infused water di atas meja makan yang akan dinikmati bersama saat makan sahur (srn).
Selamat menikmati infused water yang enak banget, tapi jangan kelamaan merendamnya, jadi ora enak. hihihi