Terpilih menjadi salah seorang Penulis terbaik dalam suatu event nasional adalah kebanggaan tersendiri untuk Penulis pemula seperti saya. Hal itu merupakan perwujudan nyata personal branding dan asah kemampuan yang dimiliki oleh seorang Penulis. Selama mengikuti kompetisi dalam suatu event, hadiah yang menjadi stimulus untuk calon peserta sangat variatif, contohnya adalah: piala atau trofi, gantungan kunci (key ring), pulpen , kalender, tas tentengan alias goody bag dan lain-lain.
Saat pulang mengajar, saya menemukan paket kiriman dari salah satu penerbit yang menjadi penyelenggara lomba menulis. Selama ini saya memanfaatkan Instagram sebagai sumber informasi akurat kegiatan tulis menulis yang saya ikuti. itulah dampak positif menggunakan media sosial sebagai sarana menorehkan personal branding karena jangkauannya sangat luas di era digital ini. Saat memegang paket kiriman itu, di dalam hati saya merasa agak was-was karena bagian atas kardusnya terlihat berantakan nyaris jebol. Pengalaman saya mengikuti event menulis, pihak Penerbit selalu meminta penulis yang menerima paket untuk membuat video saat unboxing. Jujur saja, ini adalah permintaan yang sulit untuk saya realisasikan. Penyebabnya sederhana, kapasitas memori ponsel yang kurang mendukung sehingga saya mendokumentasikan paket itu dalam bentuk foto berisi info aktual kondisi paket yang saya terima. Saya pernah mencoba membuat video dengan meminjam ponsel pintar milik putra saya namun saya tidak merasa nyaman karenanya.
Merujuk pada pengalaman yang lalu, saya hanya membuat foto saat unboxing. Ternyata saat itu saya menerima paket yang tidak sesuai dengan catatan yang diberikan dalam berita kiriman. Saya tidak menemukan mini kalender di dalamnya padahal saya telah membayar sejumlah uang untuk pesanan berbagai printilan tersebut. Saya segera menghubungi pihak Penerbit untuk komplain kekurangan item di dalam paket itu. Pihak penerbit sangat slow responnya menanggapi keluhan customer. Terjadi kecenderungan contact person tersebut menyalahkan saya karena tidak membuat video unboxing sesuai dengan instruksi yang mereka sampaikan sebelumnya. Saya merasa sangat kesal karena saya sudah membayar penuh biaya paket namun pelayanannya tidak memuaskan. Saya berjanji dalam hati untuk mengabaikan semua event dari Penerbit tersebut karena kuatir perasaan saya akan terluka lagi. Dari kejadian itu saya mendapat pembelajaran sangat berharga bahwa ketelitian sangat dibutuhkan saat unboxing paket kiriman. Jika terdapat kejanggalan atau kerusakan di dalamnya harap penerima segera menghubungi pihak pengirim atau Penerbit melalui nomor kontak yang tersedia. Pengaduan yang segera disampaikan membuat pihak pengirim segera menindaklanjuti masalah tersebut.
Kembali ke cerita kardus yang penyok bagian atasnya, benarlah dugaan saya. Piala cantik yang menjadi sumber kebanggaan itu patah di beberapa bagian karena kardusnya rusak. Batin saya luar biasa sedih melihat kondisi piala yang rusak. Walaupun ada bonus merchandise berupa pulpen, packing buku dan sertifikatnya masih utuh, semangat saya sudah jatuh total melihat kondisi piala yang rusak. Saat saya membuka segel plastiknya, ternyata sertifikat itu koyak dan nyaris berlubang. Saya menduga kardus itu tertindih barang sangat berat sehingga menyebabkan kerusakan di dalamnya.
Saya menatap tidak percaya potongan piala patah itu. Di dalam kondisi bingung plus sedih, saya membuka Google untuk mencari informasi bagaimana cara menyambung piala yang patah. Ternyata piala itu dapat disambung dengan memakai lem bening dan membutuhkan kesabaran ekstra di dalam prosesnya. Batin saya menggerutu panjang lebar saat harus merakit satu persatu patahan piala. Saya tidak memungkiri, pekerjaan memperbaiki piala rusak harus ekstra hati-hati dan sabar menunggu lem kering. Potongan piala itu berada pada sisi dengan kemiringan yang menuntut perhatian ekstra supaya hasilnya presisi. Waktu terus berjalan, tanpa terasa saya berhasil menyambung semua patahan piala. Saya memegang potongan piala itu dan membubuhkan kembali lem bening untuk menambah kekuatan rekatnya. Saat lem telah kering, secara perlahan saya lepaskan piala dari genggaman jari saya. Alhamdulillah lemnya melekat sempurna dan piala itu dapat saya pajang di lemari bersama teman-temannya.
Ini adalah piala ke empat yang saya peroleh dari Penerbit yang berdomisili di salah satu kota di pulau Jawa. Memang benar kata anak saya, hari apes tidak ada di dalam kalender. Tiga piala sebelumnya tiba dalam keadaan sangat baik di kediaman saya. Batin saya meyakini bahwa ini adalah jalan yang telah digariskan oleh Tuhan supaya saya dapat lebih sabar dalam menghadapi setiap cobaan yang datang. Kerusakan piala yang saya terima menyebabkan pihak Penerbit bersedia mengganti dengan piala yang sama. Kabar baik ini saya terima beberapa jam setelah saya melaporkan kerusakan barang yang saya terima. Saya merasa sangat bersyukur karena adanya bentuk pertanggung jawaban dari pihak pengirim. Hal lain yang menghibur saya adalah saya mendapatkan banyak pengalaman baru, diberikan selembar sertifikat dan sebuah buku yang menuliskan nama saya sebagai salah satu Penulis dalam kisah antologi cerpen itu (srn).