Jejak Kulinerku di Hari Minggu

Hari Minggu adalah waktu libur dan bersantai bersama keluarga. Saat tiba hari Jumat, perasaan saya sangat senang.  Malam harinya ada Kajian Spesial Jumat Malam (KSJM) yang menjadi ajang increasing new knowledge dari IRo Society. Dua hari berikutnya saya dapat tersenyum  lega (tetapi tidak selalu kalau mendapat undangan rapat atau workshop dadakan mengurus negara di hari Sabtu dan Minggu). Menurut saya pribadi, weekend adalah waktu yang sangat membahagiakan untuk saya dan keluarga. Bagaimana dengan anda?

Di hari Minggu nan cerah, saya bersarap bubur ayam mas Untung yang letaknya di pengkolan jalan Pongtiku kota Makassar. Saya selalu membeli bubur ayam mas Untung sejak si bungsu masih balita. Saat itu warungnya masih berada di pojok lapangan parkir masjid Al Markaz Al Islami. Warungnya sangat ramai dikunjungi orang yang pulang berolah raga maupun pelanggan lain yang datang untuk menikmati enaknya rasa bubur ayam buatan mas Untung. Sekian lama tidak menyambangi warung itu, pagi ini anak saya mengajak makan di warung mas Untung yang telah berpindah ke jalan Pongtiku. Rupanya renovasi pagar masjid Al Markaz juga menertibkan pedagang K5 yang menjajakan dagangannya di sepanjang jalan, termasuk dua warung favorit saya yaitu mas Untung dan penjual songkolo bagadang yang harus hengkang mencari tempat lain untuk berjualan. Trotoar depan Al Markaz yang dulunya penuh sesak dengan pedagang K5 saat ini sudah sangat lega dan nyaman untuk pejalan kaki.

Bubur ayam mas Untung harganya sepuluh ribu rupiyah per mangkok. Isiannya komplit yaitu: kacang tanah goreng (pengganti kacang kedelai), potongan gorengan krispi, suwiran ayam goreng, sebutir telur setengah matang, taburan seledri, bawang goreng dan semangkuk kerupuk (boleh ditambah porsinya secara gratis). Khusus untuk kacang tanah goreng saya skip dari menu ini. Saat menikmati setiap sendok bubur ayam nan lezat dari pojokan warung, saya melihat beberapa orang masih sabar mengantri bubur ayam itu. Siapa yang gercep pasti kebagian bubur. Jika pelanggan datang saat matahari sudah tinggi, dipastikan hanya berjumpa panci kosong melompong. Bubur ayam ini sangat laris karena kuliner ini masih langka di kota Makassar. Mungkin ada juga yang jualan bubur ayam di luar sana, tetapi harga dan rasa yang berbeda membuatnya kurang dikenal masyarakat.

Pulang ke rumah, saya bersiap masak untuk makan siang dengan bahan yang tersedia di kulkas. Saya melihat ada kol, kentang, daun bawang dan seledri. Walaupun tanpa daging ayam dan wortel, bahan ini sudah dapat disulap menjadi semangkuk sup nan lezat. Cara membuat supnya sangat mudah, kentang dikupas kulitnya, dipotong kecil, cuci bersih dan masukkan ke dalam panci berisi air mendidih. Sambil menunggu kentang empuk, saya menyiangi kol, daun bawang dan seledri. Saya menumbuk butiran merica sebanyak setengah sendok teh dengan tiga siung bawang putih. Setelah beberapa menit, rebusan kentang saya sudah empuk, segera saya masukkan kol. Beberapa menit kemudian saya masukkan tumbukan bumbu, daun bawang dan kaldu bubuk rasa ayam. Tidak perlu menunggu lama, sup istimewa saya telah matang. Saya segera menaburkan daun seledri dan bawang goreng.

Supnya sudah okay, saya memasak ikan goreng dan udang goreng tepung. Sehari sebelumnya saya membeli ikan merah dari penjaja ikan yang lewat di depan rumah. Ikan itu saya sisik kulitnya, membuang insang dan isi perutnya. Ikan merah utuh itu saya kerat dagingnya, dicuci bersih, dilumuri perasan air jeruk nipis dan sedikit garam untuk menghilangkan bau amis. Setelah itu ikannya saya goreng. Treatment untuk udang adalah saya memotong sedikit sungut dan ujung ekornya yang tajam, dicuci bersih dan dilumuri dengan air jeruk. Saat mau dimakan, saya membalur udang dengan tepung bumbu rahasia dan menggorengnya dalam minyak panas. Alhamdulillah saya sukses mengeksekusi kedua menu bahari ini.

Suami saya adalah penggemar ikan, hari ini saya memutuskan membakar sepotong ikan bandeng (ikan bolu dalam bahasa Makassar). Bumbunya sangat sederhana, hanya tumbukan kemiri, ketumbar, garam dan kaldu ayam. Membakarnya sangat simpel karena menggunakan kompor gas dan matang sempurna. Wangi milkfish alias ikan bandeng sudah memenuhi dapur saya. Sebagai bahan informasi, beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu: Kabupaten Pangkep, Barru dan Pinrang terkenal dengan hasil tambaknya berupa ikan bandeng dan udang. Dari daerah ini berkembang kuliner lokal yang bintang utamanya adalah ikan bandeng. Beberapa orang yang pernah saya temui kurang senang mengkonsumsi ikan bandeng karena berbau lumpur. Umumnya bau lumpur muncul saat tambak penuh dengan lumpur hitam berisi kotoran dan sisa makanan ikan. Inilah alasan utama petambak harus selalu membersihkan lumpur yang berada di dalam tambaknya supaya ikan bandeng tetap hidup dengan aman tanpa terkontaminasi oleh lumpur yang merusak keindahan rasa olahannya.

Sebelum saya mengolah bahan makanan di dapur, saya sudah memasak nasi menggunakan rice cooker. Sebenarnya memasak nasi dengan panci atau dandang rasanya lebih gemlegar dibandingkan dengan rice cooker. Tetapi menanak nasi memakai dua alat masak ini harus rutin diaduk dan diawasi cermat supaya tidak hangus. Alasan ini  membuat saya menjatuhkan pilihan memasak dengan bantuan mesin pintar penanak nasi alias rice cooker. Sejak menikah sampai hari ini saya tidak mempunyai asisten rumah tangga (ART) yang membantu saya di rumah. Inilah yang membuat saya termotivasi handling everything by myself dan berfikir sangat kreatif dalam membagi waktu untuk mengurus keluarga dan menyelesaikan berbagai tugas dari kampus. Itulah kehidupan, siapapun yang berani meninggalkan zona nyaman pasti mendapatkan pelajaran baru yang tidak terduga. Sama seperti saat saya bertemu pertama kali dengan Prof. Imam Robandi, Sensei spektakuler IRo Society. Beliau tidak menyukai sikap aras-arasan dan meminta santrinya memanfaatkan waktu 24 jam untuk menghasilkan karya fenomenal. Walaupun terseok-seok dan banyak onak menghadang, saya yakin telah melakukan yang terbaik selama menjadi santri IRo Society. Saya sangat bersyukur bertemu dengan banyak sahabat dari berbagai daerah dan bergerak maju bersama-sama. Yakinlah bahwa Allah Subhana Wa Ta’ala tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan seseorang. Happy weekend everyone (srn).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *