Indonesia adalah negara agraris mempunyai keanekaragaman hayati flora dan fauna tertinggi setelah Brasil. Di Indonesia yang beriklim tropis mempunyai satu jenis serangga cantik berbintik pada sayapnya dikenal sebagai kumbang koksi. Mereka kerap ditemukan beterbangan riang gembira di sawah, kebun maupun tempat budidaya tanaman lainnya. Performa keindahan ciptaan Tuhan dengan sepasang sayap berpola menarik dan gerakannya lincah membuat serangga predator ini dijuluki sebagai ladybird beetle atau kumbang ladybird https://www.nickybay.com/coccinellidae-checklist-ladybird-beetles/

(Sri Nur Aminah, Juni 2025)
Berdasarkan sejarahnya, nama ladybird berasal dari Inggris karena adanya lukisan Mary a.k.a Maria atau Our Lady yang memakai jubah merah. Ladybird adalah kumbang famili Coccinellidae yang mempunyai ciri khas bintik atau garis berwarna hitam pada sayap berwarna merah atau oranye. Jenis yang umum dijumpai di Eropa adalah kumbang koksi dengan tujuh buah bintik atau spot dinamakan Coccinella septempunctata. Petani menganggap bintik tersebut sebagai berkah karena melambangkan tujuh kesedihan dan tujuh kegembiraan. Merujuk kepada legenda kuno Eropa, umumnya petani berdoa memohon berkah kepada Maria Sang Perawan untuk menjaga tanaman dari serangan hama. Tampaknya doa itu dikabulkan karena terlihat hadir serombongan kumbang bermantel merah memangsa hama di tanaman petani. Sampai saat ini beliefs tersebut tetap terjaga di kalangan petani dan serangga itu dinamakan ladybird atau kumbang koksi. Menariknya lagi, kumbang koksi bersifat kosmopolitan sehingga beberapa negara mempunyai nama berbeda untuk kumbang tersebut. Satu keunikan bahwa beberapa julukan mengarah kepada penamaan Tuhan, Maria Sang Perawan atau ternak sapi karena merujuk pada bintik atau spot hitam seperti yang dimiliki oleh sapi. Sebagai contoh di Jerman, ladybird dinamakan sebagai Marienkäfer (kumbang Mary a.k.a Maria), Perancis menyebut la bete a bon Dieu (hewan milik Tuhan), Rusia menyebut sebagai Bozhya korovka (sapi kecil milik Tuhan), Yunani menyebutnya paschalitsa (Paskah kecil/little Easter), Portugis menyebut joaninha (Joanne kecil), Spanyol memanggilnya mariquita (Maria kecil), Wales menyebut sebagai buwch goch gota (sapi merah kecil), Skotlandia menyebut daolag-bhreac (kumbang rintik/speckled beetle), Slovenia menamakan pikapolonica (kepik bercak/spotty bug), Argentina memberikan nama sebagai Vaquita de San Antonio (sapi kecil St. Anthony) dan Indonesia menamakannya sebagai kumbang koksi.
Secara umum kumbang koksi atau Coccinella bermetamorfosis sempurna dengan tahapan telur, ulat, kepompong dan serangga dewasa berupa kumbang yang sayapnya berbintik. Telur berbentuk lonjong berwarna kuning, diletakkan berjejer di bawah daun. Serangga ini bersifat buas, rakus dan sangat mudah beradaptasi sehingga menjadi predator efektif memakan kutu dan serangga lunak yang menjadi hama tanaman budidaya. Seekor Coccinella betina memerlukan banyak mangsa sebagai penambah asupan protein sebelum meletakkan telur. Senada dengan hal tersebut, pradewasa Coccinella juga bersifat buas, tidak kalah dengan induknya. Perilaku ini ditunjang oleh adanya semacam gigi yang dinamakan mandibel, mampu mengoyak tubuh serangga yang menjadi mangsanya. Kumbang dan pradewasa sangat lincah mengejar mangsa karena memiliki tipe tungkai khusus untuk berlari. Keduanya mempunyai kesamaan tipe alat mulut sehingga memudahkan aktivitasnya mencari makan. Sayangnya sebagian petani telah menganggap Coccinella sebagai hama perusak tanaman sehingga harus disemprot insektisida kimiawi. Ini adalah pendapat sangat keliru karena Coccinella justru memangsa hama tanaman. Kumbang dan anakannya makan nektar dan serbuk sari (pollen) yang dihasilkan dari bunga liar yang tumbuh di sekitar ladang atau sawah. Nektar dan serbuk sari mampu meningkatkan fitness (lama hidup, kemampuan meletakkan telur, daya mencari mangsa) dan metabolisme serangga secara internal karena kaya glukosa sebagai sumber energi.
Keberadaan Coccinella sebagai predator hama tanaman mampu menekan frekuensi penggunaan insektisida kimiawi sintetik yang berbahaya untuk kesehatan manusia dan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Cara efektif yang dapat dilakukan untuk konservasi Coccinella yang berada di lahan milik petani adalah: mengedukasi petani tentang manfaat Coccinella, menanam tumbuhan penghasil nektar di pinggiran lahan supaya Coccinella mempunyai tempat makan dan berlindung saat kondisi lingkungan ekstrim. Keberadaan Coccinella juga mampu mengurangi frekuensi penyemprotan insektisida kimiawi untuk mengendalikan hama. Memang benar, metode ini memerlukan waktu untuk menyatukan persepsi petani dengan pemikiran menjaga keseimbangan alam dengan cara memanfaatkan sumber daya alami yang terdapat di lahan tersebut. Namun hasil akhirnya dapat secara nyata meningkatkan kesehatan konsumen yang memakan produk pertanian sekaligus menjaga stabilisasi rantai makanan di habitat tempat Coccinella bermukim (srn).
Lady lazy birds
Mengayakan informasi mengenai tanaman dan serangkaian
Terima kasih Bunda
Ilmu yang sangat bermanfaat. Syukron Bu Dutchies