X : Menulis adalah sebuah seni yang ekspresif...
Y : Menulis adalah hobi. Menulis adalah panggilan jiwa...
Z : Menulis adalah profesi saya dan kebutuhan mutlak dalam mendapatkan pundi-pundi rupiah.…
Itulah beberapa opini mengapa seseorang menulis. Semua manusia dianggap mampu mengungkapkan buah pikiran dengan berbagai macam cara. Ada yang menuangkannya dalam kanvas berisi berbagai warna indah, ada dalam bentuk puisi mendayu-dayu, ada yang bercerita horor mengerikan, yang lain hanya terdiam karena tidak mampu menuliskan isi pikirannya. Seorang sahabat menggunggah sebuah gambar tentang Writing Spectrum di grup WhatsApp. Saya langsung terhenyak melihat gambar itu. Pertanyaan Pak Ngadiyo (nama si pengunggah gambar) terasa menggebuk nurani dan otak saya. Beliau meluncurkan sebuah kalimat ‘menulis cerita baik memoar/novel adalah kemampuan menulis tingkat tinggi spektrumnya. Teman-teman, dimanakah letak spektrummu dalam menulis?’
Ya Tuhan, dimanakah posisiku saat ini?
Kutebar pandangan di sekeliling ruang tamu. Di dalam lemari terdapat 11 trofi bertuliskan namaku, hadiah dari lomba menulis tahun 2022 dan 2023. Di rak bawah berjajar puluhan buku yang telah kuhasilkan, entah menjadi penulis mandiri, kolaborasi bersama mahasiswa dan kolega berbagai bidang ilmu. Ada lagi nyempil dari chat di WhatsApp mengabarkan tulisanku beredar di surat kabar dan media online. Sungguh suatu nikmat yang harus dan semestinya sangat disyukuri. Mengedukasi masyarakat dengan menggoreskan pena berisi buah pikiran yang akan membimbing kehidupan ke arah yang lebih baik. Why not?
Hidup saya mulai berubah sejak bulan September 2020, saat saya diminta oleh Prof. Imam Robandi, Sensei kebanggaan IRo Society, untuk bergabung bersama grup WhatsApp IRo San Gumi OnlineClass. Disitu banyak sekali pembelajaran yang dapat diambil, bagaikan ladang yang sangat lembab untuk bertumbuhnya jamur nan produktif. Disitu saya belajar mengatur waktu lebih baik dari sebelumnya, terus menggali potensi diri karena inspirasi luar biasa yang terus ditebarkan oleh Prof. Imam Robandi yang multi talenta. Sebelum berangkat ke Amerika, Sensei memberikan tugas kepada saya menulis 700 kata setiap hari. Awalnya saya bersemangat menjalankan titah tersebut, pada akhirnya menyurut dan lenyap bagaikan ditelan bumi. Saya membuka laptop untuk mengolah data penelitian yang luar biasa banyaknya dan membenahi hal yang berkaitan dengan pekerjaan saya di universitas. Benar-benar puyeng membagi waktu 24 jam supaya menebar manfaat.
Sejak tahun 2023, saya sudah mempunyai sebuah website professional yang kuberi nama Home of Knowledge. Inilah kebun literasi dunia maya yang siap menampung apapun karya saya berkaitan dengan menuangkan ide dalam tulisan disertai dengan foto yang sedapat mungkin merupakan karya saya. Jujur saja, saya mengakui, kesibukan menyelesaikan tugas kantor dan domestik membuat kebun literasi milik saya mirip sarang hantu, tulisan tidak update, kurang terurus dengan tampilan monoton. Inilah konsekuensi jika pemilik kebun terlalu banyak kesibukan. Namun saya berjanji dalam hati, insya Allah dengan seijin Allah Subhana Wa Ta’ala saya akan menjadikan kebun literasi saya memberikan inspirasi kepada pembacanya (srn).