Prof. Imam Robandi: Visioner Sejati Dunia Pendidikan

Saat ini menulis adalah sebuah kebutuhan dan wajib dilaksanakan jika sedang berurusan dengan akademik utamanya kenaikan jabatan. Seorang dosen dan guru wajib mempublikasikan hasil penelitian yang dimiliknya. Saya selalu terpukau mendengar kuliyah Sensei Prof. Imam Robandi dengan segudang ide brilian memanfaatkan waktu secara efektif. Beliau adalah seorang visioner sejati untuk kemajuan pendidikan khususnya mereka yang telah menjadi santri IRo-Society. Tanggal 10 Oktober 2024, beliau menulis di dalam WAG sebuah NEWS terkait dengan banyaknya request “how to publish paper for Q1 Scopus journal”. Beliau menjawab kebutuhan itu dengan kata welcome diiringi spesifikasi khusus: 1) khusus IRotizen (warga IRo-Society), not others; 2) silahkan datang ke Surabaya dengan berombongan, tidak bersendiri-sendiri; 3) tentu, saya sambilkan dengan pekerjaan lain; 4) gratis, free of charge; 5) makan siang, makan ngemilan dan yang lain ditanggung sendiri; 6) mahasiswa S2 atau S3.

Diskusi via zoom (Sri Nur Aminah, 27 Januari 2025)

Tanggal 5 Januari 2025, Sensei membuka kesempatan bergabung dalam WAG Penulisan Artikel Journal Scopus dan Journal Sinta. Semuanya free of charge, hanya prioritas untuk guru, kepala sekolah dan dosen. Pendaftaran deadline tanggal 8 Januari 2025. Tanggal 6 Januari 2025, Prof. Imam Robandi menulis tawaran itu di dalam WAG Akademika. Komentar beliau melihat membludaknya peserta adalah: Luar biasa peminatnya, satu malam sudah 270 peserta. Padahal saya batasi hanya  untuk guru, kepala sekolah, mahasiswa dan dosen, bukan untuk yang lain.  Apa karena gratis, tis, tis atau karena memang menulis di journal Scopus dan Sinta masih menarik. Menurut indra ke-6 saya, dari 270 peserta paling-paling yang menetas hanya 100 saja. Pendaftaran baru akan saya tutup lusa pukul 10.00 am. Tanggal 7 Januari 2025, Prof. Imam Robandi kembali share informasi: pendaftar sudah mencapai  303 padahal target peserta hanya 100 peserta, mungkin karena gratis-tis-tis, sehingga super membludak. Memang, ini hanya untuk para guru, kepala sekolah, mahasiswa dan dosen, bukan untuk yang lain. Ada seseorang bertanya via japri kepada Prof. Imam Robandi: ”kawan saya seorang doktor senior, apa boleh ikut.” Kalau Q1nya sudah banyak ya ndak usah, kurang kerjaan saja, jawab beliau, santai wae.

Perjuangan dimulai saat saya diinvite masuk ke dalam WAG Artikel Scopus-Sinta (sekarang diubah namanya menjadi IRo-AKADEMIKA) tanggal 24 Desember 2024, saat itu masih 8 peserta karena pendaftaran via WAG masih on going. Pendaftar terus bertambah dan Prof. Imam Robandi memberikan limit maksimal sampai mencapai 100 orang. Saya merasa sangat beruntung mendapat kesempatan lagi untuk dibimbing oleh Prof. Imam Robandi dalam event berbeda. Bagaikan menonton konser Bintang idola rasanya berada dalam WAG yang dinakhodai oleh Prof. Imam Robandi. Masing-masing peserta memegang tiket di tangan dan sebongkah harapan mencapai tarjet yang telah ditentukan. Event belum dimulai, ternyata sudah ada beberapa peserta yang left dengan beragam alasan. Tang ting tung suara ramai di WAG saling berlomba melemparkan pertanyaan kepada Prof. Imam Robandi. Saya menemukan satu kalimat pemantik yang membuat batinku terguncang: kalau di sini merasa berat, lebih baik menangis daripada left. Saya terhenyak, left adalah tanda kekalahan sebelum bertanding. Saya yakin mengikuti instruksi dari Sensei dibarengi dengan disiplin dan kerja keras, everything will be okay.

Pertemuan daring via zoom dengan agenda judul artikel dan jurnal tujuan dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2025. Acara ini dilaksanakan setelah peserta dibagi berdasarkan bidang ilmu dengan rincian grup: A (Agrikultura), B (Hukum dan Agama), C (Humaniora),  D (Kesehatan dan Psikologi), E (Manajemen), F (Pendidikan-1), G (Pendidikan-2), H (Pendidikan-3), I (Sains) dan J (Teknik). Setiap peserta akan mempunyai 4 artikel (1 sebagai first author dan 3 sebagai co-authors). Semua penulisan artikel tersebut didampingi oleh Prof. Imam Robandi sebagai co-authors nomor lima. Saya kelimpungan melihat dinamika WAG dan perubahannya yang sangat cepat. Tekad kerja keras dan disiplin memaksa otak saya membagi waktu secara efisien supaya tarjet jangka pendek segera tercapai. Jujur saja, menjadi first author sangat tidak mudah karena harus bekerja dengan tim berasal dari keilmuan berbeda. Rasa pusing dan stres semakin bertambah karena jurnal Scopus menghendaki high value article sehingga butuh waktu ekstra mengerjakannya.

Pematik penambah semangat grup AK7 (Sri Nur Aminah, 2025)

Alhamdulillah, tanggal 27 Januari 2025, saya sebagai first author AK7 telah melaksanakan Step 4 yang diminta oleh Prof. Imam Robandi. Kegiatan ini terselenggara berkat link zoom yang dibagikan secara gratis oleh salah seorang co-author yaitu Pak Farhan. Saya sangat berterima kasih karena co-authors AK7 sangat antusias melaksanakan diskusi. Saya segera membuat dokumentasi saat berlangsung diskusi dan dikirimkan ke Prof. Imam Robandi. Saya berpikir bahwa semakin cepat kegiatan dari AK7 memberikan kesempatan kepada teman lainnya untuk melaksanakan diskusi sebelum deadline Step 4. Tidak mudah merancang suatu pertemuan dengan orang lain karena masing-masing mempunyai kegiatan. Saya memilih waktu diskusi seperti pelaksanaan KSJM dengan pertimbangan waktu untuk peserta yang berada di WIB saat tiba waktu salat Magrib  Alhamdulillah kegiatan AK7 berjalan dengan lancar. Masing-masing co-author memberikan masukan pada judul yang saya ajukan untuk menulis artikel publikasi. Semua co-author menyerahkan keputusan akhir kepada first author untuk memilih jurnal tujuan terindeks Scopus. Prof. Imam Robandi memberikan saran kepada saya untuk publikasi ke Scopus Q1. Saya sangat berterima kasih dengan saran Sensei. Insya Allah saya tetap berusaha menyelesaikan artikel sesuai standar yang diinginkan oleh pihak Scopus sekaligus mempertimbangkan budget yang tersedia untuk artikel tersebut. Setelah diskusi selesai, saya segera mengirimkan foto bukti kegiatan ke Prof. Imam Robandi bahwa saya telah melaksanakan tugas sebagai first author. Tanpa saya duga, Sensei segera merespon dan mengirimkannya ke grup AK yang diketuai oleh dokter Izzuki Muhashonah dari IRo Probolinggo. Saya sempat gemetar dan merasa malu hati, jangan sampai timbul perasaan kurang nyaman di peserta lain karena membaca kabar itu. Selama ini saya terbiasa bekerja jauh hari sebelum deadline karena long holiday selama tiga hari benar-benar saya manfaatkan untuk fokus pada artikel yang sedang saya garap. Saya berpikir bahwa semakin cepat selesai suatu urusan maka pekerjaan lain juga tidak tertunda.

Setiap manusia mempunyai prioritas dan saya berusaha menjalankan semuanya secara seimbang. Mumpung mahasiswa masih libur kuliah, saya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk mempersiapkan artikel dan naskah buku untuk saya terbitkan pada tahun 2025. Semoga Allah Subhana Wa Ta’ala memberikan kemudahan kepada saya dan peserta penulisan artikel ilmiah jurnal Scopus dan Sinta menerbitkan artikel ke jurnal tujuan. Doa kami supaya Prof. Imam Robandi tetap sehat dan dilancarkan semua kegiatannya. Aaamin ya Allah (srn).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *