Memaknai Hidup Sebagai Penulis

Manusia diciptakan Tuhan dengan talentanya masing-masing. Semua orang berhak mengukir prestasi di bidang apapun. Saya benar-benar dibuat kagum oleh Prof. Imam Robandi, Sensei kebanggaan IRo-Society. Talenta beliau sangat luar biasa dan mampu eksis dimanapun beliau berada. Saya sangat bersyukur dapat mengenal dan dibimbing oleh seorang Sensei hebat yang multi talenta. Bekiau selalu menginspirasi santrinya setiap hari dengan berbagai kegiatan positif. Terkait dengan literasi, saya mengutip sebuah quotes fenomenal dari Prof. Suhubdy:  Menulislah jika ingin dicatat dan dikenang oleh sejarah. Ibarat kata pepatah, harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading. Hal ini berlaku saat seseorang meninggal dunia, dia akan meninggalkan berbagai kenangan, prestasi dan cerita yang  dapat diingat selama dia masih hidup.

Bulan Desember tahun 2022 merupakan hari paling berbahagia untuk saya karena menerima hadiah Identitas Award untuk kategori Penulis Buku Terproduktif. Satu prestasi yang harus saya pertahankan karena telah ada pengakuan valid bahwa saya mampu menulis dan menghasilkan karya.Trofi, medali dan sertifikat dari lomba menulis via online sudah nyaris memenuhi partisi di dalam ruang kerja saya. Memang benar, kerja keras pasti menunjukkan bukti yang sangat menyenangkan. Trofi dan kawan-kawannya ini sengaja saya pajang di ruang kerja saya di kantor untuk memotivasi mahasiswa supaya mereka gigih menggali potensi dirinya. Sepanjang pengamatan saya sebagai dosen, mahasiswa malas membaca dan tenggelam dalam rutinitas harian mengerjakan tugas, stalking teman di sosial media, update status dan lain-lain. Mereka melupakan satu hal yang harus mereka jadikan bekal yaitu soft skill. Potensi ini sangat bermanfaat untuk pengembangan karirnya sebagai alumni di masa depan.

Selama periode tahun 2023 sampai dengan 2024, saya banyak menggunakan Instagram sebagai sumber informasi untuk berliterasi. Pengalaman yang lalu, saat mulai merambah dunia literasi, tulisan saya langganan di tolak penerbit dengan berbagai alasan: kurang relevan dengan topik, tata bahasa sulit dimengerti dan lain-lain. Saya tidak patah semangat dan terus mencoba. Kritikan pedas itu saya anggap sebagai cambuk bahwa suatu saat nanti saya mampu mengukir nama saya dalam jejeran penulis suatu buku. Ternyata memang benar, kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil. Tahun 2023, saya sudah menghasilkan sekitar 22 buah buku antologi atau kumpulan cerpen bersama penulis dari berbagai latar belakang berasal dari seluruh Indonesia. Tahun 2024 yang masih in progress, saya sudah menerima 8 buah buku antologi cerpen. Saya menjadi juara di tiga buah event antollogi cerpen itu. Betapa bahagia hati saya menerima kiriman trofi, sertifikat dan medali yang merupakan perwujudan apresiasi karya saya. Yang paling berkesan, penolakan penerbit membuat saya mandiri dan berani memulai sesuatu yang baru. Bulan Mei tahun 2024 merupakan momen terbaik karena berhasil menerbitkan sebuah novel berjudul Baine yang menjadi output event NITIKARYA: Melangkah Pasti dan Hydra Publisher. Bulan Oktober tahun 2024, saya kembali menerbitkan novel bersama Vlinder Story yang memberikan voucer penerbitan saat cerpen saya menang dalam event Nadeleine. Saat ini novel Yomesan sedang dalam tahan pre-order. Rasanya sangat bahagia menerima voucer paket penerbitan dan segera saya manfaatkan sebelum hangus alias tidak dapat digunakan lagi. Jangan pernah menyerah saat penyakit Writer’s Block datang melanda. Writer’s Block adalah hambatan dalam menulis. Istilah writer’s block pertama kali dicetuskan pada tahun 1947 oleh Dr. Edmund Bergler, seorang psikiater Austria terkenal yang bertinggal di kota New York, Amerika. Hambatan menulis terjadi saat seseorang merasa lelah dan kehabisan ide. Terlalu banyak pekerjaan juga menimbulkan rasa jenuh menuliskan sesuatu. Tidak semua penulis mampu melawan writer’s block. Jika memang ingin maju, lawan dia dan yakinkan diri bahwa anda mampu melalui tekanan itu. Saya menuliskan sebuah quotes penambah semangat hari ini: yakinlah, jika anda mau berusaha pasti selalu ada jalan untuk mengembangkan diri menuju prestasi terbaik (srn).

3 Comments

  1. Upaya tak pernah menghianati hasil. Bu Sri Nur Aminah dengan kemauan, kerja keras, dan tidak pernah menyerah telah banyak menorehkan bukan sembarang prestasi. Barakallah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *