Yomesan Penuh Kenangan

Menulis sebuah buku adalah seni dengan wujud beraneka rupa. Selama ini kita mengenal dua format dasar penulisan buku yaitu: ilmiah (non fiksi) dan fiksi atau cerita. Buku ilmiah ditulis dengan merujuk pada penelitian mutakhir related to knowledge yang mengandalkan informasi berdasarkan hasil riset terkini. Format seperti ini lazim ditemukan dalam buku ajar, buku referensi, monograf dan modul. Tipikal lainnya adalah fiksi berupa novel, cerita mini (cermin), cerita pendek, cerita bersambung dan lain-lain. Genrenya juga bermacam-macam yaitu: fantasy, jenaka, romance (paling disukai kawula muda), horor, misteri (berbasis teka-teki mengungkap kasus pembunuhan) dan lain-lain. Di sini saya akan bercerita tentang novel yang telah saya tulis dan saat ini masih dalam tahap pre order di Instagram @vlinderstory.

Di pertengahan bulan Agustus 2024, saya mendaftar sebagai peserta PENSI ke 13 di akun IG @teorikatapublishing. Ini adalah event menulis gratis novel tema bebas dalam jangka waktu 28 hari, maksimal 40 bab dengan jumlah kata maksimal 50,000. Peserta wajib mengunggah bab novelnya setiap hari ke Wattpad. Tentunya hal ini merupakan tantangan tersendiri untuk saya menulis novel untuk kedua kalinya dengan aturan main berbeda sesuai kebijakan penerbit. Novel perdana saya berjudul Baine telah sukses diterbitkan dalam Program NITIKARYA: Melangkah Pasti disponsori oleh Hydra Publisher pada bulan Mei 2024.  Singkat cerita, setelah mengisi form pendaftaran PENSI 13, saya sudah di-add ke dalam WAG peserta.

Malang tidak dapat ditolak, tanggal 26 Agustus 2024, ibu saya meninggal. Saya tidak dapat melakukan apapun karena begitu kagetnya ibu saya tiba-tiba berpulang menghadap Allah Subhana Wa Ta’ala tanpa ada pertanda sebelumnya. Konsentrasi saya buyar total, tidak ada lagi niat di hatiku untuk membuka laptop menulis cerpen di event PENSI 13. Saya stres berat dan memutuskan mengundurkan diri dari peserta event yang dibarengi dengan ucapan berbela duka dari para sahabat yang berada di sana. Berminggu-minggu saya habiskan untuk menangis karena berat sekali rasanya kehilangan ibunda tercinta. Akhirnya saya tersadar, Ibu pasti tidak suka melihat saya hanya berurai air mata setiap hari menangisi kepergian almarhumah. Saya mulai menyibukkan diri namun hati tidak dapat kompromi dengan otak dan jari. Saya hentikan lagi upaya menulis novel yang belum rampung.

Saya tiba di satu titik kebimbangan. Saya mesti kuat melawan perasaan kehilangan yang telah menghambat semua aktivitas yang harus saya selesaikan tepat waktu. Rupanya ada hikmah saya urung mengikutkan naskah novel keduaku di PENSI 13. Saya punya hadiah voucer terbit buku senilai 250k. Ini adalah hadiah saya sebagai juara kedua di event Nadeleine yang diadakan oleh @vlinderstory. Saya rampungkan novel ini dalam suasana duka baru saja kehilangan ibu. Akhirnya novel selesai dan saya memilih Yomesan sebagai judulnya dengan alasan: simpel, bermakna dan tidak makan banyak space cover.

Naskah dikirim ke Editor bersama screen shoot voucer hadiah. Dua minggu berikutnya tiba kabar, naskah novel saya diterima dan diadakah vote cover untuk Yomesan. Hati saya berdebar tidak karuan melihat cover pesanan saya tersaji begitu indah di depan mata. Hasil vote menunjukkan banyak yang memilih disain cover warna hitam. Ada pula yang terkaget-kaget melihat judul novel yang berbahasa Jepang dan mengagumi betapa tinggi wawasan saya dalam menulis sebuah karya. Saya tersenyum dan membiarkan sang penanya sibuk dengan pemikirannya saat melihat rancangan cover itu. Di mata saya sebagai author Yomesan, cover warna hitam atau putih sama saja, saya hanya mengikuti kemauan calon reader yang melakukan vote di WhatsApp, Facebook dan Instagram. Semuanya welcome dan saya menunggu keputusan final dari pihak penerbit. Kak Lareina sebagai PJ Vlinder Story kembali bekerja keras supaya Yomesan dapat segera launching di bulan Oktober 2024 (sesuai bulan kelahiran almarhumah Ibu). Hitungan beberapa hari kemudian, datang kabar baik, cover warna hitam dengan blurb di belakangnya untuk saya koreksi sebelum naik cetak. Setelah saya okay-kan, novel mulai masuk masa pre order. Ya Allah, ternyata tidak ada upaya yang sia-sia. Memang kita boleh bermimpi namun Tuhan jualah yang mengeksekusi ending dari mimpi itu. Novel keduaku ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku yang telah berpulang ke hadirat Allah Subhana Wa Ta’ala, Al Fatihah… (srn).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *