Re-Post Program Gerimis

Malam ini saya begitu berbahagia karena telah menyelesaikan tantangan menulis 30 hari bersama Program Gerimis (Gerakan Menulis 30 Hari) . Flyer-nya saya temukan mampir di beranda instagram saya. Syaratnya sangat mudah, tidak dipungut biaya dan Penulis hanya menulis di caption instagramnya sebanyak 2000 karakter dilengkapi dengan sebuah gambar. Bentuknya boleh puisi, cerita bersambung, cerita horor, pantun atau apapun yang terlintas dalam pikiran si Penulis. Salah satu hal yang harus diingat adalah postingan tidak boleh menyinggung SARA dan kampanye tentang LGBT. Saya luar biasa tertarik dan yakin, insya Allah dalam jangka 30 hari saya dapat memenuhi tantangan Program Gerimis. Ibarat masuk ke dalam medan tempur, saya segera menyiapkan amunisi terbaik untuk mematahkan serangan lawan. Berbekal berbagai macam ilmu kepenulisan yang saya peroleh dari Prof. Imam Robandi, Sensei kebanggaan IRo Society, saya merasa sangat percaya diri menjalani tantangan tersebut. Saya menyiapkan foto original terbaik yang dapat saya jepret memakai kamera ponsel. Prof. Imam Robandi menghendaki santri IRo Society selalu menggunakan foto original jika membuat suatu tulisan. Apapun namanya karya sendiri tetap terbaik dan saya menahu benar setiap orang mempunyai angle berbeda dalam menghasilkan foto. Kualitas foto dari ponsel tidak dapat disandingkan dengan hasil jepretan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) yang harganya cukup mahal untuk traveler cilik seperti saya. Namun saya percaya bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Jika tekun berupaya meningkatkan kualitas dan belajar dari pengalaman, saya merasa semua masalah pasti ada solusinya.

Lily hujan pink (Sri Nur Aminah, 2023)

Singkat cerita, di hari ke sepuluh saya mengikuti program Gerimis, Editor berbaik hati me-repost alias memosting ulang tulisan saya berjudul Lily Hujan. Wuihhh…senangnya perasaan saya tidak dapat tergambar dengan kata-kata. Lily hujan yang menjadi primadona tulisan re-post benar-benar membawa berkah. Saya membawa pecahan umbinya dari rumah lama di jalan Sunu. Saat berkunjung ke jalan Sunu, tetangga di depan rumah saya sedang merenovasi rumahnya. Berbagai ukuran puing sudah menimbun tanaman cantik yang hidup melarat bersama rerumputan dekat selokan. Niat saya hanya satu, membawa lily hujan ke rumah yang sekarang kami tempati di Kabupaten Gowa. Saya sempat skeptis melihat ukuran umbinya yang begitu mungil. Alhamdulillah, tanaman cantik ini dapat beradaptasi dengan baik di tempat barunya. Sebagai bahan informasi, Program Gerimis sangat menantang karena setiap hari ada ratusan tulisan yang dibuat oleh Penulis berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Postingan harus menggunakan dua buah tagar dan menandai dua nama penerbit yang telah ditentukan. Seperti harapan saya, pastilah semua Penulis berharap postingannya di re-post oleh Gerimis untuk menambah jumlah pembaca. Saya sempat traveling membaca beberapa postingan peserta Gerimis. Postingan peserta program Gerimis sangat bagus ditunjang gambar nan molek karena rata-rata Penulis telah memanfaatkan aplikasi Artificial Intelligence untuk membuat gambar. Saya merasa minder karena foto yang saya posting sangat original, mirip kembang dusun yang belum tersentuh sama sekali oleh alat kosmetik. Namun demikian, saya merasa sangat bersyukur dapat menyerap kuliah Sensei Prof. Imam Robandi yang terus mengalirkan ilmu bermanfaat sepanjang waktu kepada santrinya. Sungguh luar biasa Sensei hebat yang membimbing santrinya dengan penuh kasih sayang dan membekalkan banyak ilmu yang saat ini terasa sekali manfaatnya. Uniknya lagi, pada hari ke 5, 15 dan 25 diberikan satu kata dari Gerimis untuk dibuat menjadi tulisan. Kata itu harus disebut minimal sekali dalam tulisan setiap peserta. Disini serunya merangkai kata berdasarkan kemauan pemilik program. Saya ingat kata yang menjadi tantangan untuk hari ke 5, 15 dan 25 masing-masing adalah: hangat, gelap dan teduh.

Tantangan Gerimis telah selesai seiring dengan berakhirnya bulan Juni 2024. Namun kejutan manis belum berakhir untuk Penulis yang berhasil menulis selama 30 hari berturut-turut. Saya diminta memilih satu postingan terbaik untuk dibukukan. Syaratnya adalah postingan mulai dari hari ke 21 sampai dengan hari ke 30. Rasa syukur luar biasa menyeruak dalam dada karena diberikan kesempatan menorehkan karya bersama para Penulis seantero Nusantara. Selain itu, tersedia e-certificate untuk Penulis yang telah menyelesaikan tantangan menulis on time selama 30 hari. Dada saya berdentum hebat, alhamdulillah, ada hasilnya menuangkan buah pikiran dan meningkatkan personal branding. Saya berpikir, semua orang punya kesempatan untuk menorehkan prestasi. Jangan pernah takut dalam berusaha mencari yang terbaik, yakinlah bahwa kehidupan terus berjalan dan di setiap waktu ada rezekinya masing-masing. Salam berkarya selalu (srn).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *