Kelapa sawit mempunyai nama ilmiah Elaeis guineensis Jacq. merupakan tanaman sangat kaya manfaat. Kelapa sawit adalah kelompok palma berasal dari famili Arecaceae, sekerabat dengan kelapa dan sagu. Kelapa sawit menghasilkan minyak berperan sangat penting di dalam industri makanan (minyak goreng, bahan kue), kosmetik, sabun, sampo, material bio diesel dan berbagai keperluan lainnya. Terkait dengan penggunaan minyak goreng, sejak lama diketahui bahwa minyak kelapa sawit telah merajai dapur keluarga Indonesia dengan berbagai merek dijual bebas dan mudah diperoleh. Selain menghasilkan minyak dari bongkahan buahnya, kelapa sawit juga menghasilkan nira sebagai bahan baku gula merah. Semua produk yang telah disebutkan menjadi komoditi penting penunjang perekonomian petani kelapa sawit. Nira sawit berpotensi menambah pendapatan petani selama tanaman yang dibudidayakan tersebut belum menghasilkan buah untuk diolah menjadi minyak.
Kelapa Sawit dan Manfaatnya untuk Manusia
Berdasarkan pada catatan sejarah di Kebun Raya Bogor, kelapa sawit yang tumbuh di Indonesia berasal dari Bourbon, Mauritius dan Hortus Botanicus Amsterdam. Biji tanaman kelapa sawit yang berhasil tumbuh di Kebun Raya Bogor kemudian disebar ke pulau Sumatra. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1875 saat penjajahan Hindia Belanda. Selain tanaman kelapa yang telah lama dibudidayakan, saat ini kelapa sawit menjadi komoditi penting penunjang perekonomian rakyat. Daerah penghasil kelapa sawit di Indonesia adalah: Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Berdasarkan informasi Balitbangtan (2008) melaporkan bahwa bagian kelapa sawit yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai produk berasal dari CPO atau crude palm oil. CPO merupakan minyak sawit mentah dikandung oleh buah kelapa sawit. Umumnya minyak sawit yang dihasilkan di Indonesia dalam bentuk CPO dan minyak inti sawit (palm kernel oil).
Sebagai kompensasi menghasilkan minyak yang sangat bermanfaat, di sisi lain tanaman kelapa sawit juga menghasilkan limbah saat dilakukan pengolahan buah kelapa sawit. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah dalam jumlah sangat besar lazim ditemukan di pabrik pengolahan kelapa sawit dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Inovasi teknologi saat ini adalah TKKS berpotensi menjadi pupuk organik berisi kandungan unsur hara penting yang dibutuhkan tanah dan tanaman. TKKS digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan kompos dengan bantuan mikroba dekomposer Trichoderma sp. yang telah diketahui sebagai pupuk biologis tanah. Jamur penuh manfaat ini merupakan salah satu jenis mikroba penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman. Hasil kajian ilmiah Akmal (2020) menunjukkan penggunaan kompos TKKS yang telah dicampur kombinasi jamur Trichoderma harzianum dan Pleurotus ostreatus menggunakan perbandingan 4:8 sebanyak 10 kg mampu meningkatkan produktivitas kedelai. Komposisi campuran jamur Trichoderma harzianum dan Pleurotus ostreatus memperlihatkan hasil terbaik terhadap pembentukan jumlah polong kedelai, berat polong per 100 biji dan berat polong per bedengan. Kandungan bahan organik, daya serap tanah dan adanya tanaman sela merupakan faktor sangat penting diperhatikan sebelum melakukan budidaya tanaman kelapa sawit. Penggunaan kompos TKKS berasal dari limbah kelapa sawit dapat memperbaiki kualitas tanah yang digunakan sebagai lahan penanaman. Selain itu, pola tanam yang dapat diterapkan pada budidaya tanaman kelapa sawit adalah teknik monokultur atau tumpang sari. Keberadaan tanaman sela pada lahan perkebunan kelapa sawit sangat diperlukan karena berkontribusi di dalam memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Tanaman sela mampu berperan sebagai penutup tanah yang bermanfaat mempertahankan kelembaban tanah, mencegah erosi dan menekan pertumbuhan gulma. Tanaman penutup tanah yang direkomendasikan untuk kebun kelapa sawit berasal dari kelompok kacang-kacangan berumur pendek, contohnya: kedelai, kacang hijau dan lain-lain.
Budidaya kelapa sawit mulai dari penanaman sampai panen membutuhkan waktu relatif lama. Umumnya tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan buah berumur 4 – 6 bulan berpotensi besar sebagai naungan untuk kedelai atau kacang hijau yang menjadi tanaman sela di perkebunan kelapa sawit. Pohon kelapa sawit yang belum berbuah mempunyai tajuk pendek dan menutupi lahan secara optimal. Kondisi ini berpeluang besar untuk budidaya kedelai karena masih terdapat ruang untuk tanaman sela mendapatkan cahaya matahari secara bebas. Keuntungan menanam kedelai sebagai tanaman sela berumur pendek adalah: membantu petani mendapatkan income dan nutrisi tambahan untuk keluarga karena adanya diversifikasi produk pertanian, menambah nutrisi tanah karena rhizobium berisi bakteri penambat nitrogen di akarnya, mencegah terjadinya erosi tanah, meningkatkan keanekaragaman hayati karena nektar dan tepung sari bunga kedelai menjadi sumber pakan arthropoda musuh alami yang hidup di temoat tersebut.
Sinergitas Perusahaan dan Petani Kelapa Sawit Memajukan Indonesia
Di dalam pengelolaannya, Pemerintah Indonesia telah membentuk Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk mendukung program sawit secara berkesinambungan. BPDPKS merupakan unit organisasi berada di bawah naungan Kementerian Keuangan. Secara operasional BPDPKS bertanggung jawab kepada Kementerian tersebut. Pemerintah Indonesia melalui Perpres 61/2015 jo. Perpres 24/2016 jo. Perpres 66/2018 memberikan tugas BPDPKS dalam mengembangkan dan menggunakan dana perkebunan kelapa sawit untuk kemaslahatan industri sawit. Berdasarkan Perpres tersebut dapat dilihat keseriusan Pemerintah Indonesia dalam menangani kontinuitas produksi kelapa sawit yang menjadi sumber devisa negara dan mata pencaharian masyarakat. Fakta yang terlihat di lapangan, umumnya tanaman kelapa sawit yang kurang produktif di perkebunan rakyat rata-rata pohonnya sudah tua dan terserang penyakit penyebab kematiannya. Perusahaan kelapa sawit milik Pemerintah maupun swasta dapat bersinergi dengan petani untuk menyediakan bibit berkualitas baik, pupuk dan teknologi pengembangan tanaman kelapa sawit secara ramah lingkungan. Di dalam optimalisasi panen kelapa sawit, lokasi penanaman kelapa sawit harus tersedia unsur hara, air, cahaya serta semua faktor penunjang pertumbuhannya. Sumber bibit yang digunakan juga harus sehat dan berkualitas bagus. Beberapa tanda bibit kelapa sawit sehat adalah: mempunyai mata tunas normal, tidak berbau, tidak berlendir, daun berwarna hijau segar dan tidak menggulung. Budidaya kelapa sawit secara organik berpotensi meningkatkan keuntungan petani dibandingkan teknik konvensional yang diprioritaskan pada penggunaan bahan kimiawi. Teknik budidaya kelapa sawit organik mampu meningkatkan penyerapan akar tanaman secara optimal, mengurangi limbah kebun dan lebih ramah lingkungan. Diharapkan bahwa perusahaan yang bergerak dalam bidang kelapa sawit menyediakan bibit sawit berkualitas dan transfer teknologi untuk meningkatkan performa perkebunan rakyat. Perusahaan juga mempunyai kontribusi sangat besar dalam pemberian kredit lunak dan stabilisasi harga tandan buah segar (TBS) supaya petani mendapatkan keuntungan dalam budidaya tanamannya (srn).