Tari-Taripang

Pagi hari Rabu, 5 Juli 2023, Ustadz Abunawas, santri IRo Society yang bertinggal di Jayapura menuliskan sebuah salam pagi dalam WAG IRo Website Premium. Salam sapa plus seuntai doa menyertai tulisan pak Ustadz. Di paragraf terakhir beliau menuliskan: pagi ini kota Jayapura agak mendung kelabu, sejuk dan memanjakan. Secangkir kopi dan dua potong kue teripang adalah cukup menghangatkan tubuh. Kata kue teripang sontak menimbulkan huru-hara di dalam WAG. Tulisan itu tidak melampirkan foto atau sketsa tentang wujud kue teripang. Hal ini menimbulkan polemik sehingga banyak buibu yang sungguh penasaran tentang jati diri kue itu. ini adalah sebagian kecil cuitan penasaran buibu santri dari berbagai daerah yang berada dalam catatan saya saat ini.

Nurul H: Walaikum salam, jadi ingin tahu kue teripang Ustadz.

Abunawas:  Penjualnya yang menamainya begitu…!

Ternyata jawaban sederhana Ustadz Abunawas malah menambah rasa penasaran Pembaca. Beruntun-runtun chat susulan berseliweran menanyakan kue teripang itu.

Nurul H: Detilnya Ustadz, haha

Theresia Wariani: Seperti roti goreng balik gula, tetapi bahannya bukan tepung terigu melainkan tepung ketan.

Nur Azizah: Ga ada foto kue teripangnya. Mana beta percaya! Haha

Tri Mulyani: Membayangkan saja hewan teripang di laut, Bu Azizah. Haha…

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teripang adalah binatang laut berkulit duri, kelihatan berbulu-bulu hitam, sebesar mentimun muda. Teripang ini banyak mengandung air sehingga harus dikeringkan untuk diperdagangkan. Teripang atau timun laut adalah nama umum yang diberikan untuk hewan invertebrata Holothuroidea yang dapat dikonsumsi. Teripang dinamakan pula sebagai mentimun laut karena bentuk fisiknya mirip dengan mentimun. Hewan yang senang berada di dasar laut berpasir ini ini menyebar secara luas di seluruh dunia, mulai dari daerah pasang surut sampai ke laut dalam (Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat). Masyarakat Malaysia menyebut teripang sebagai gamat dan banyak diperdagangkan sebagai jelly gamat yang berkhasiat mempercepat penyembuhan luka.

Sebagai orang Makassar, saya menahu benar jajanan pasar yang dimaksud oleh Ustadz Abunawas yang juga berasal dari Sulawesi Selatan. Rasa penasaran para buibu milenial ini ‘memaksa’ saya bergerilya mencari jajanan pasar untuk menuntaskan rasa penasaran itu. Saya berniat mencari jejak kue teripang alias tari-taripang (nama kue ini di kota Makassar dan sekitarya) yang dapat saya dokumentasikan sesegera mungkin. Akhirnya saya menemukan sebuah foto sepiring jajanan pasar yang saya abadikan saat berkunjung ke ruangan Dr. Asmita, kolega saya yang menjabat sebagai Ketua Departemen Ilmu Tanah. Saya sangat beruntung terdapat sebiji kue teripang utuh di dalam wadah itu.

Searah jarum jam: roti berre/roti beras, cantik manis (warna hijau), teripang/tari-taripang, pisang molen dan jalangkote (Sri Nur Aminah, 2023)

Secara umum kue teripang atau tari-taripang berbentuk bulat agak pipih, terbuat dari campuran tepung beras ketan hitam, parutan kelapa muda, santan kental dan sedikit garam. Kecuali santan kelapa, semua bahan ini dicampur rata dengan menggunakan tangan. Setelah itu santan kental dituangkan sedikit demi sedikit supaya adonan kalis, mudah diuleni dan dibuat menjadi bulatan kecil bentuk agak pipih. Setelah itu adonan kue teripang digoreng dengan api sedang. Potongan gula merah diberikan air dan dimasak dengan api kecil sampai meletup. Semua kue teripang yang telah digoreng dimasukkan ke dalam lelehan gula merah. Kompornya dimatikan dan kue teripang yang berada di dalamnya di aduk rata. Kue teripang terus di aduk sampai gulanya melekat. Setelah lapisan gulanya mengeras, kue teripang dapat disajikan sebagai teman minum teh atau kopi. Kue teripang lazim dijumpai pada penjual jajanan pasar atau kue basah khas Makassar yang berkeliling dengan gerobak. Seringkali pedagang itu juga membawa es limun sebagai teman makan jajanan supaya tidak seret di dalam tenggorokan.

Saat saya bertinggal di Bogor, terdapat jajanan pasar mirip kue teripang dinamakan gemblong yang banyak dijual pagi hari di daerah Taman Topi. Rasanya manis berasal dari lelehan gula merah, sangat tepat dimakan sebagai sumber energi untuk beraktivitas. Cerita pagi dari Ustadz Abunawas yang menyinggung kue teripang berhasil mengobrak-abrik rasa ingin tahu buibu milenial yang menjadi santri Prof. Imam Robandi. Hal ini telah membuka mata saya bahwa kurangnya promosi makanan tradisional ke luar daerah asalnya membuat makanan itu tidak dikenal dan sukses tenggelam tergerus oleh modernisasi zaman. Saat ini makanan kekinian yang berasal dari manca negara begitu digemari oleh kaum muda. Tampaknya terselip rasa ‘malu’ menyantap makanan khas daerah yang kelihatan ‘kurang bergengsi’ atau ‘tidak terlihat update’.  Hal ini membuat saya yakin bahwa kue teripang dan sejenisnya merupakan salah satu kekayaan kuliner Makassar yang tidak terkenal di kalangan kawula muda yang hidup di daerah perkotaan. Memperkenalkan dan melestarikan warisan kuliner khas daerah asal kita merupakan tugas mulia untuk menjaga terpeliharanya kebudayaan bangsa. Jika bukan kita yang menjaga, siapa lagi yang akan melakukannya (srn).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *